PERJALANAN HOMESCHOOLING ANAK-ANAK KAMI
Tulisan ini kami buat bukan untuk pamer atau riak, tetapi demi allah
tulisan ini kami buat untuk memberikan manfaat bagi keluarga yang hendak
mengawali homeschooling untuk putra putrinya. Insya allah. Adapun bila tidak
memberikan manfaat sama sekali mohon dimaafkan kekeliruan kami.
Prolog. Jelas kami tidak ada masalah dengan yang namanya sekolah. Baik
Azmi maupun Azzahra sangat menikmati sekolahnya. Azmi menginjak kelas 2 dan
hendak naik ke kelas 3. sementara Azzahra masih kelas 1 dan hendak naik kelas
2. Azmi sekolah di sekolah yang membranding sebagai sekolah alam di
malang. sedangkan Azzahra sekokah di sd islam unggulan yang cukup terkenal.
mereka benar benar menikmati sekolah mereka. sekali lagi tidak ada masalah
dengan sekolah mereka. tapi kenapa mereka harus homeschooling?. jelas sebuah
pertanyaan yang kontradiktif. tahun 2011, saat itu istri ikut milis pendidikan
rumah di dunia maya (internet). begitu antusiasnya istri mengikuti diskusi
pendidikan rumah itu, sementara saya tidak begitu mempedulikannya. karena
memang menurut saya tidak ada masalah dalam pendidikan anak anak kami. dan pada
akhirnya saya diajak berdiskusi dengan istri hampir tiap malam. kami saling
memberikan argumen tentang pendidikan rumah anak kami. yang jelas saat itu saya
pada posisi masih belum perlu menghomeschoolingkan anak kami, karena
memang tidak terjadi masalah dengan anak kami; azmi maupun azzahra. Hingga pada
suat saat Azmi memohon untuk menjalani sekolah di rumah saja atau memilih
mundur dari sekolah alamnya. waduh. saya benar benar shock mendengar permintaan
azmi dan juga diikuti adiknya azzahra. karena saya merasa masih belum siap
menjalani sebagai fasilitator dalam proses pendidikan rumah mereka. namun
mereka bersikeras untuk menjalani hs. lalu saya balik bertanya pada mas azmi
"dari mana mas azmi tahu tentang homeschooling?". "saya sering
denger diskusi abi dan umi tiap malam tentang itu, dan kayaknya saya
tertarik" kata mas azmi. sebenarnya kalau azzahra hanya faktor ikut
ikutan kakaknya saja berbeda dengan alasan mas azmi, sepertinya mas azmi sudah
menangkap keunikan pendidikan rumah ini melalui diskusi kami. akhirnya kami
menjelaskan berbagai konsekuensinya ketika mereka menjalani proses hs.
konsekuensi yang menurut kami bersifat positip maupun negatif ketika menjadi
pelaku pendidikan rumah. kami benar benar blank ketika akan mengawali proses
ini. pada akhirnya proses mengawali hs ini membuat saya lebih banyak belajar
lagi tentang pendidikan rumah dan pendidikan keluarga. satu hal yang benar
benar asing buat saya. tapi mungkin tidak buat istri, karena memang kebetulan
istri mengajar di fakultas agama islam yang program studinya hukum keluarga dan
secara keilmuan sangat dekat dengan pendidikan rumah.
Awal tahun ajaran baru. juli 2011. kami mengawali pendidikan rumah kami
dengan metode membawa suasana sekolah di rumah kami atau mungkin lebih dikenal
dengan school at home. karena saya bisa dikatakan lebih free dibandingkan istri
maka peran "guru" banyak dipegang saya. sesuai kesepakatan kami
berdua istri mengajar materi pengetahuan agama islam sedangkan saya mengajar materi
sekolah pada umumnya. sebenarnya agak sulit juga saya membagi waktu antara
mengajar anak saya dan mengurusi bisnis ternak ayam potong pada waktu itu.maka
bisa dipastikan waktu belajar anak-anak jelas jauh lebih singkat dibanding
ketika mereka di sekolah. hingga akhirnya school at home hanya bertahan tidak
lebih 3 bulan. selebihnya kami seperti tidak bersistem yang jelas. karena
berbagai keterbatasan kami dalam mendidik mereka. kami berdua sama sama
bekerja. jadi kami harus pandai mensiasati waktu untuk mendampingi mereka
belajar. kami bersyukur lingkungan kami tidak "menghukum" kami
sebagai keluarga yang aneh karena semua anaknya tidak sekolah. mereka tidak
mempermasalahkan. dan anak-anak tetap menjalani peran sebagai anak anak. mereka
begitu banyak menikmati waktu yang luang itu untuk banyak bermain di luar.
teman-teman mas azmi juga tidak memberikan jarak kepada mas azmi, demikian juga
adiknya azzahra. bermain layang-layang, mengejar layang layang putus, bermain
petak umpet, bermain polisi polisian, memancing dan banyak aktifitas fisik
lainnya telah banyak dilalui mas azmi. adapun untuk adiknya azzahra lebih
senang memilih aktifitas memasak dan menulis untuk mengisi waktu luangnya. saat
itu kami membuat aturan membatasi nonton televisi di rumah kami. alhamdulillah
efektif, krena tv kami benar benar tidak menarik untuk ditonton karena warnanya
cuma ada 2.
Belajar menjernihkan air kotor menjadi air bersih |
Kegiatan membaca adalah kegiatan paling utama keluarga kami |
Kami sudah membaca buku unschoolingnya mary griffith. kami merasakan apa
yang kami lakukan ini ternyata juga banyak dirasakan oleh para homeschooler di
amerika sana. kami baru tahu. metode kami lebih banyak mirip dengan bukunya
marry griffith.unschooling. unschooling atau bisa diartikan tidak sekolah.
memang benar benar kebalikannya schooling atau sekolah. dalam unscholing memang
anak anak tidak terlihat seperti sedang belajar. tapi pada kenyataannya mereka
sedang belajar. hanya saja bedanya kalau untuk schooling benar benar terikat
dengan peraturan atau prosedur tertulis yang bersifat baku sedangkan
unschooling sama sekali tidak terikat dengan aturan atau prosedur
tertulis.
Komentar
Posting Komentar